Foto saya
Enthuastic about future at Semarang, Loyalty leader, "Aku masih muda dan liar. Karenanya, perang dan kerusuhan lebih menarik bagiku dibandingkan tatanan borjuis yang rapi. Brutalitas dihargai, rakyat butuh rasa takut; mereka ingin takut pada sesuatu; mereka ingin seseorang yang membuat mereka takut dan memaksa mereka menyerahkan dalam ketakutan".

Rabu, 04 Maret 2009

Semua Tentang Kebohongan

Pribadi bagaimana bisa yang menjadi pembohong?
Bohong dapat digunakan sebagai sarana dalam mencapai tujuan interaksi sosial. Misalnya untuk mendapatkan teman atau mempengaruhi orang lain. Ini artinya bohong memang bisa dimanipulasi sesuai kehendak untuk menggapai tujuan tertentu. Orang-orang yang manipulatif adalah mereka yang bisa memanfaatkan bohong secara maksimal.

Apakah ada orang yang membohongi diri sendiri?
“Jangan membohongi diri sendiri!” Begitu biasanya.....

Pribadi bagaimana bisa yang menjadi pembohong?
Bohong dapat digunakan sebagai sarana dalam mencapai tujuan interaksi sosial. Misalnya untuk mendapatkan teman atau mempengaruhi orang lain. Ini artinya bohong memang bisa dimanipulasi sesuai kehendak untuk menggapai tujuan tertentu. Orang-orang yang manipulatif adalah mereka yang bisa memanfaatkan bohong secara maksimal.

Apakah ada orang yang membohongi diri sendiri?
“Jangan membohongi diri sendiri!” Begitu biasanya peringatan yang diberikan kepada seseorang untuk jujur pada dirinya sendiri. Tapi apa sebenarnya bohong terhadap diri sendiri itu? Bohong kepada diri sendiri sebenarnya konsep yang masih kabur. Menurut sebagian pihak, artinya mengingkari apa yang menjadi kehendak hatinya yang paling dalam. Tapi kehendak hati yang paling dalam itu apa maksudnya? Sekali lagi, ini adalah konsep yang kabur.
Biasanya seseorang dikatakan berbohong pada diri sendiri jika menyatakan kepada diri sendiri berbeda dari yang dirasakan sendiri. Misalnya Anda merasa bahwa Anda masih mencintai seseorang bernama Rommy, namun Anda mengatakan kepada diri Anda sendiri, bahwa Anda sudah tidak mencintainya lagi. “Aku sudah tidak mencintai Rommy lagi, sudah tidak lagi!”
Pada saat Anda mengatakan pada orang lain bahwa Anda sudah tidak mencintai Rommy, maka pada saat itu sudah berubah menjadi bohong kepada orang lain. Nah, jadi bedanya hanya soal siapa yang menjadi korban kebohongan. Pertanyaannya, apa mungkin membohongi diri sendiri karena diri sendiri tentunya cukup sadar dengan apa yang dirasakan. Artinya tahu fakta apa adanya. Anda tahu fakta bahwa Anda masih mencintai Rommy, tapi Anda berusaha menyingkirkan pikiran itu dari diri Anda sehingga Anda mengingkarinya. Jika semacam itu dianggap bohong terhadap diri sendiri, lalu apa bedanya dengan lamunan atau khayalan? Misalnya pada saat berkhayal, Anda membayangkan menjadi pemain sepakbola hebat yang bermain di klub terkenal di dunia. Di sisi lain Anda hanyalah penggemar sepakbola yang skill bermain Anda hanya cukup untuk tim Kampung. Anda tahu faktanya, dan Anda mengingkarinya. Apakah itu yang dimaksud kebohongan terhadap diri sendiri?
Kebohongan bisa membentuk lingkaran setan dan terus bertumpuk. Sekali kebohongan dilakukan, biasanya kebohongan akan abadi karena harus terus melakukan kebohongan agar tidak dianggap berbohong. Misalnya Anda berbohong pernah ke kota Milan, bukankah Anda akan terus berbohong untuk menutupi kebohongan itu? Pada saat ada yang bertanya tentang kota Milan, bukankah Anda akan dijadikan rujukan? Maka Anda harus berbohong tentang Milan. Ini artinya, hanya orang-orang cerdas yang mampu berbohong dengan sempurna, sebab selalu tahu celah untuk menghindari terbongkarnya kebohongan.

Apa yang anda rasakan ketika berbohong?
Apakah Anda merasakan munculnya perasaan bersalah? Atau munculnya rasa was-was? Degup jantung lebih kencang sehingga dada berdebar-debar? Bulu kuduk merinding? Atau Anda tidak merasakan apa-apa? Sebagian orang melaporkan munculnya perasaan bersalah setelah berbohong. Sebuah penelitian juga menemukan bahwa tekanan yang dialami seseorang ketika berbohong akan terus meningkat dari sebelum berbohong, saat berbohong, dan yang tertinggi pada beberapa saat sesudah berbohong. Namun demikian, kebanyakan yang berbohong menyatakan bahwa kebohongan yang dilakukannya bukan sesuatu yang serius.
Pada umumnya orang merasa bahwa kebohongan yang dilakukannya bertujuan melindungi yang dibohongi ataupun melindungi diri sendiri. Sangat jarang orang mengaku berbohong untuk mendapatkan keuntungan personal.
Berbohong digunakan sebagai cara agar semuanya merasa nyaman. Begitu pengakuan dari yang melakukan kebohongan. Pada umumnya pembohong juga mengaku melakukan kebohongan yang lebih sedikit daripada orang lain. Mereka biasanya juga mengaku cukup sukses dalam berbohong.
Mungkin orang yang berbohong akan merasa risih atau malu untuk berada lebih dekat dengan orang lain setelah menyampaikan kebohongan. Boleh jadi, setelah berbohong, seseorang akan berupaya menjauh dari pihak yang dibohongi, atau sekurangnya menjaga jarak. Jadi, kalau setelah bercerita pada Anda seseorang tidak berusaha lebih dekat, maka mungkin dia menceritakan cerita bohong.
Mereka yang berbohong biasanya kemudian cenderung memberikan tekanan berlebih pada apa yang dibohongkan. Cenderung lebih emosional, lebih dalam tekanan suaranya dalam menyampaikan, dan lebih memperhatikan. Kadang tidak terdapat kesesuaian antara kondisi yang diceritakan dengan apa yang ditampilkan.
pembohong biasanya memberikan jawaban yang lebih singkat. Mereka juga menunda jawaban lebih lama, sering mengalami kekeliruan ucapan, jawaban yang diberikan kurang serius atau terkesan main-main. Terkadang dalam jawaban itu juga mengandung kegugupan.
Pada umumnya orang berusaha melihat seseorang berbohong atau tidak berdasarkan ekspresi wajah. Jika Anda merasa ada yang kurang beres dengan apa yang diucapkan oleh lawan bicara, maka Anda akan cenderung melihat ke wajahnya untuk memastikan apakah lawan bicara Anda itu serius atau tidak. Jika dinilai serius maka dianggap tidak berbohong. Sebaliknya jika dianggap kurang serius maka akan dinilai berbohong. Hal itu ada benarnya karena pada saat berbohong biasanya secara spontan terjadi perubahan ekspresi wajah. Nah, para pembohong biasanya berupaya menutupi satu ekspresi wajah dengan perilaku atau ekspresi lainnya yang tidak asli. Hal itu dilakukan untuk menimbulkan ekspresi yang mendukung cerita bohong.

JADI KEBOHONGAN ITU PASTI AKAN TERUNGKAP.. CEPAT ATAU LAMBAT...!!

Kategori



1 komentar:

  1. bahasamu terlalu tinggi mbeng. aku gak paham........

    BalasHapus